SELAMAT DATANG DI BLOG SHE PT. JHONLIN AGRO MANDIRI !!! SAYA PILIH SELAMAT !!!
Home » » Kendala-Kendala yang dihadapi dalam penerapan Safety di Perkebunan

Kendala-Kendala yang dihadapi dalam penerapan Safety di Perkebunan


Kendala-Kendala yang dihadapi dalam penerapan Safety di Perkebunan :
  1. Tingkat Pendidikan rendah
Pendidikan adalah proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial yakni orang yang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol, sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal. Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka mereka cenderung untuk menghindari potensi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan.
  1. Pemahaman tentang Safety di Perkebunan masih minim
Kemampuan petugas keselamatan kerja dibidang rekayasa operasi, rekayasa keselamatan kerja, manajemen pengendalian bahaya dirasakan sangat kurang sehingga merupakan kendala diperolehnya kinerja keselamatan kerja yang baik. Akibat dari pada kurangnya pemahaman ini terdapatnya kesenjangan antara makin majunya teknologi terapan dengan dampak negatif yang makin tinggi dengan kemampuan para petugas keselamatan kerja dalam mengantisipasi keadaan yang makin berbahaya. Hal ini juga disebabkan karena kurangnya pengembangan SDM di bidang K3 atau kurang dikembangkannya perkembangan dunia pendidikan di bidang ini.
  1. Undang-Undang yang mengatur masih minim, tidak seperti dengan Industri dan Pertambangan
  2. Kesadaran, dukungan dan keterlibatan
Kesadaran, dukungan dan keterlibatan manajemen operasi terhadap usaha pengendalian bahaya dirasakan masih sangat kurang. Keadaan ini akan membudaya mulai dari lapis bawah sehingga banyak para karyawan memilki kesadaran keselamatan yang rendah, disamping itu pengetahuan mereka terhadap bidang rekayasa dan manajemen keselamatan kerja juga sangat terbatas. Ditambah lagi anggapan bahwa K3 adalah cost center yang padahal sebenarnya justru sebaliknya.

BENTUK-BENTUK TAHAPAN SOSIALISASI K3 YANG BAIK DIGUNAKAN :
  1. Safety Talk
  2. Monitoring Penggunaan Alat-Alat Keselamatan Kerja
  3. Sosialisasi dan Penerapan MSDS (Material Safety Data Sheet)
  4. Pembuatan Nearmiss
  5. Rapat Safety Bulanan
  6. Reward dan Punishment

Kecelakaan Kerja Perkebunan :
Replanting => Prosesing Replanting terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dan diupayakan untuk diterapkan yaitu:
·         Penggunaan alat dan mesin-mesin
·         Penggunaan bahan kimia
·         Dalam aktivitas agrobisnis perbenihan tanaman secara vegetatif baik secara konvensional (menyetek, mencangkok, menyambung dan lainlain) hal-hal yang harus diperhatikan dalam kesehatan pekerja sama dengan dalam kegiatan teknik perbenihan secara generatif yaitu penggunaan alat mesin serta penggunaan bahan kimia.
·         Dalam aktivitas agrobisnis perbenihan tanaman secara vegetatif dengan teknik kultur jaringan terdapat sedikit perbedaan yaitu harus memperhatikan minimal 3 hal dalam kesehatan pekerja yaitu; penggunaan alat dan mesin-mesin, penggunaan bahan kimia dan penggunaan lampu ultra violet dalam persiapan enkas untuk inokulasi bahan berupa sel atau jaringan tanaman.
Dalam melakukan kegiatan Replanting sebaiknya menggunakan pakaian kerja dan alat pelindung diri ketentuan umum untuk pakaian kerja adalah sebagai berikut:
·         Pakaian kerja harus dibuat dari bahan yang menjaga badan pekerja tetap kering dan berada pada temperatur yang nyaman. Untuk pekerjaan dalam iklim panas dan kering, pakaian yang sesuai harus digunakan untuk menghindari isolasi panas yang berlebihan dan memudahkan pengeluaran keringat. Pakaian pelindung yang sesuai harus disediakan jika ada suatu resiko radiasi UV atau bahan yang beracun.
·         Pakaian harus mempunyai warna yang kontras agar pekerja terlihat dengan jelas.
·         Bila menggunakan bahan kimia berbahaya, alat pelindung diri harus disediakan sesuai keselamatan dalam penggunaan bahan kimia di tempat kerja.
·         Alat pelindung diri harus mematuhi standar internasional atau nasional.
·         Alat pelindung diri harus disediakan dalam jumlah yang cukup.
·         Operator harus sadar bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang sangat penting. 
Penanaman => Penanaman Tanaman Karet
1.      Pembuatan lubang tanam dan pengajiran kedua.
2.      Lubang tanam untuk tanah ringan 45x45x30 Cm, untuk tanah berat 60 x 60 x 40 Cm.
3.      Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih.
4.      Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica, Colopogonium moconoides dan centrosema fubercens,penanaman dapat diatur atau ditugal setelah tanah diolah dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 – 20 Kg/Ha dengan perbandingan 1 : 5 : 4 antara Pueraria Javanoica : Colopoganium moconoides dan cetrosema fubercens
5.      Penanaman ; bibit ditanam pada lubang tanah yang telah diberi tanda dan ditekan sehingga leher akan tetap sejajar dengan permukaan tanah, tanah sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat sehingga bibit tidak goyang, untuk stump mata tidur mata menghadap ke sekatan atau di sesuaikan dengan arah angin.

Pemeliharaan => Memiliki usaha perkebunan karet sangat tergantung dengan kondisi alam dan kemampuan pohon karet itu sendiri dalam menghasilkan getah. Tentunya dalam merawat perkebunan karet tugas utamanya adalah bagaimana caranya menjaga pohon karet tetap sehat dan produktif dalam menghasilkan getah karet.
Pada umumnya perawatan dilakukan setiap tahunnya seperti yang telah dilakukan pada kebun karet yang telah berumur lebih dari 6 tahun, seperti berikut ini:
1.   Pembersihan Gulma dan tanaman pengganngu lahan
2.   Menjaga sistem penyadapan tetap baik dan tidak merusak kuilit batang
3.   Pemupukan dua kali dalam setahun, dengan pupuk Pupuk NPK (N = Nitrogen + P= Pospat + K = Kalium). Nitrogen untuk daun dan Pospat untuk batang serta Kalium untuk akar
4.   Pemberian suplemen untuk suplemen untuk penguat getah agar makin lancar,
5.   Menjaga lingkungan sekitar pohon agar tetap mendapatkan asupan sinar matahari yang cukup
6.   Memangkas dahan yang seringkali memberatkan beban batang pohon karet

Pestisida adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk membasmi hama dan penyakit tanaman. Sifat pestisida tersebut sangat berbahaya terhadap kesehatan karena dapat menyebabkan sakit atau bahkan kematian. Ada beberapa jenis insektisida berdasarkan bentuk, cara kerja dan susunan kimia dan cara penggunaan. Ada insektisida yang disemprotkan dalam bentuk aerosol maupun dibakar (fumigant), dioleskan dan sebagainya. Keracunan insektisida dapat terjadi melalui bebera cara, seperti melalui kulit, mulut atau melalui hisapan udara di hidung. Keracunan melalui kulit dapat dengan mudah terjadi jika kulit terbuka. Oleh sebab itu dalam proses pembuatan dan penyemprotan insektisida harus dilakukan secara hati-hati dan menggunakan peralatan pelindung agar insektisida tidak terkena tubuh, seperti penggunaan masker, sarung tangan, pakaian yang tertutup, dan sebagainya.

Agar terhindar dari bahaya keracunan terhadap pestisida ada beberapa hal yang perlu dipahami antara lain :
Semua pestisida adalah racun yang berbahaya dan harus dihindari. Oleh sebab itu harus dijauhkan dari makanan, minuman dan hewan ternak.
Jangan mencampur pestisida melebih takaran yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
-      Perhatikan tanda-tanda peringatan pada kaleng kemasan, cara penyimpanan dan cara pencampurannya, dan penggunaan.
-      Alat-alat untuk mencampur dan penyimpan insektisida harus diletakkan terpisah dari gudang dan dijauhkan dari jangkauan anak-anak.
-      Hindari kontak langsung antara tubuh kita dengan insektisida. Kontak dengan insektisida tidak boleh lebih dari 8 jam setiap harinya, karena dapat terjadi penyerapan melalui kulit.
-      Hindari makan, minum dan merokok sewaktu menyemprot insektisida
-      Setelah menyemperot dengan insektisida, cucilah pakaian dan tubuh badan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.
-      Jangan menyemperotkan insektisida berlawanan dengan arah angin, dn laranglah orang-orang atau anak-anak yang lalu lalang saat penyemprotan insektisida dilakukan.
-      Jika alat penyemperot pestisida tersumbat jangan sekali-kali ditiup atau dihisap dengan menggunakan mulut.
-      Gunakan pakaian pelindung badan saat melakukan penyemperotan


Produksi =>        Penyadapan adalah suatu tindakan membuka pembuluh lateks agar lateks yang terdapat di dalam tanaman karet keluar. Kesalahan dalam melakukan penyadapan akan mengakibatkat kerugian yang besar juga akan mengakibat timbulnya penyakit kering alur sadap dan keruguan lainnya.
Teknik Penyadapan Karet
1.     Menentukan Matang Sadap
a.     Matang Sadap Pohon
Penyadapan dapat dilakukan sekitar umur 4.5- 6 tahun atau lilit batang sudah mencapai 45 cm diukur 100 cm di atas pertauatan okulasi (DPO).
b.     Matang Sadap Kebun
Apabila jumlah tanaman matang sadap sudah mencapai >60%. Misalkan 1 ha kebun karet berisi 555 batang (jarak tanam 6 x 3 m), maka matang sadap kebun bila pohon matang sadap sudah mencapai 333 batang.
2.     Persiapan Buka Sadap
Alat – Alat yang diperlukan untuk melakukan persiapan buka sadap adalah sebagai berikut :
-    Meteran kain dan meteran kayu
-    Mal Sadap
-    Kayu panjang 130 cm dengan plat seng lebar 6 cm, panjang 50 – 60 cm dipakukan pada ujung kayu dengan sudut 120
-    Pisau Mal besi berujung runcing dan bertangkai untuk menoreh kulit waktu mengambar bidang sadap.
-    Talang Sadap yaitu seng lebar 2.5 cm; panjang 8 cm berguna untuk mengalirkan lateks ke mangkuk sadap
-    tali cincin untuk mencantolkan cincin mangkuk kebatang karet.
-    Cincin mangkuk,terbuat dari kawat yang digunakan untuk meletakan mangkuk sadap
-    Mangkuk sadap untuk menampung lateks
-    Pisau sadap bisa pisau sadap tarik dan atau pisau sadap dorong
3.     Penggambaran bidang sadap
Penggambaran bidang sadap dilakukan pada pohon yang sudah matang sadap yang ditetapkan berdasarkan;
-    Tinggi bukan sadap,
-    Arah dan sudut kemiringgan irisan sadap,
-    Panjang irisan sadap, dan
-    Letak bidang sadap.

Penggambaran bidang sadap tanaman okulasi tidak sama dengan tanaman yang berasal dari biji. Penggambaran bidang sadap pada tanaman okulasi setinggi 130 cm DPO dan tanaman seeding setinggi 100 cm. Arah penyadapan dari arah kiri atas kekanan bawah agar pembuluh lateks posisinya dari kanan atas ke kiri bawah membentuk sudut 3.70 dengan bidang datar.
Sudut kemiringan bidang sadap bawah sudutnya 30 – 400 terhadap bidang datar dan bidang sadap atas:sudutnya 450. Kemiringan irisan sadap Berpengaruh pada jumlah pembuluh lateks yang terpotong dan aliran lateks kearah mangkuk sadap. Panjang irisan sadap (PIS) dipengaruhi oleh :
1.   Produksi dan pertumbuhan
2.   Konsumsi Kulit
3.   Keseimbangan produksi jangka panjang
4.   Kesehatan tanaman. Anjuran PIS:1/2 S (Irisan miring sepanjang ½ spiral lingkar batang).
5.   Letak bidang sadap
6.   Arah timur barat (pada jarak antar tanaman yang sempit) untuk mempercepat penyadapan dan mudah dikontrol.

4.     Pemasangan Talang Sadap Dan Mangkuk Sadap
Talang sadap dipasang dibawah ujung irisan sadap bagian bawah dengan tujuan agar tidak menggangu penyadapan, lateks dapat mengalir dengan baik dan tidak banyak meninggalkan bekuan. Selanjutnya mangkuk sadap diletakkan diatas cincin mangkuk dan diikat dengan tali ke batang.

5.     Pelaksanaan Penyadapan
Kedalaman irisan sadap dianjurkan 1 – 1.5 mm dari kambium dengan ketebalan sadap sekitar 1,5 – 2,0 mm. Penentuan frekuensi penyadapan berkaiatan dengan panjang irisan dan intensitas penyadapan dimana panjang irisan : ½ S dan frekuensi penyadapan 2 tahun pertama 3 hari sekali, tahun selanjutnya 2 hari sekali. Panjang irisan dan frekuensi penyadapan bebas. Waktu penyadapansebaiknya dilakukan jam 5.00 – 7.30 pagi.

Penggunaan bahan, alat dan mesin dalam teknik penyadapan diupayakan untuk memenuhi kriteria di bawah ini; Semua perkakas, mesin dan bahan-kimia berbahaya yang digunakan dalam penyadapan harus:
·         Memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana ditentukan dalam standar internasional atau nasional dan rekomendasi.
·         Digunakan hanya untuk pekerjaan yang telah dirancang atau dikembangkan, kecuali jika suatu penggunaan tambahan yang diusulkan telah dinilai oleh seorang yang kompeten yang telah menyimpulkan bahwa penggunaan alat dan bahan yang digunakan adalah aman:
·         Digunakan atau dioperasikan hanya oleh para pekerja yang telah dinilai berkompeten dan/atau memiliki ketrampilan yang sesuai.
Penyebab Kecelakaan Kerja di Perkebunan :
  1. Lingkungan Kerja Fisik oleh pemakaian alat/mesin (suar, panas, sinar dll)
  2. Lingkungan Kerja Kimia oleh pemakaian bahan kimia (pupuk, pestisida dll)
  3. Lingkungan Kerja Biologis oleh makhluk hidup (babi, tikus, landak, lalat anclylostoma dll)
  4. Lingkungan Kerja Ergonomis oleh pemakaian alat yang tidak sesuai dengan keterbatasan kemampuan anatomi dan fisiologis tenaga kerja
  5. Lingkungan Kerja umumnya disebabkan oleh suasana kerja, lokasi permukiman jauh dari kota
  6. Human Error (sikap kerja/SDM yang salah)
Kecelakaan Kerja yang mungkin terjadi pada saat :
  1. Pembukaan Lahan
  2. Pemeliharaan Tanaman
  3. Panen
  4. Pengolahan
  5. Gudang
  6. Kabel Listrik
Karakteristik Penyebab Umum Kecelakaan :
Kondisi Tidak Aman
  1. Tempat kerja (ancak) yang tidak rata (berbukit)
  2. Pohon Karet bengkok
  3. Pohon karet relative tinggi
  4. Kebun bersemak lebat, ancak berlobang
Tindakan Tidak Aman
  1. Kelalaian Pekerja
  2. Kurang Terampil
  3. APD tidak cukup atau tidak memadai
  4. Mandor tidak punya SOP
  5. Tidak ada pengawasan

Akibat Kecelakaan Kerja
Kecelakaan dapat menimbulkan 5 jenis kerugian, yaitu: Kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan, kelalaian dan cacat, dan kematian. Heinrich (1959) dalam ILO (1989:11) menyusun daftar kerugian terselubung akibat kecelakaan sebagai berikut:

  1. Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan yang luka,
  2. Kerugian akibat hilangnya waktu karyawan lain yang terhenti bekerja karena rasa ingin tahu, rasa simpati, membantu menolong karyawan yang terluka,
  3. Kerugian akibat hilangnya waktu bagi para mandor, penyelia atau para pimpinan lainnya karena membantu karyawan yang terluka, menyelidiki penyebab kecelakaan, mengatur agar proses produksi ditempat karyawan yang terluka tetap dapat dilanjutkan oleh karyawan lainnya dengan memilih dan melatih ataupun menerima karyawan baru.
  4. Kerugian akibat penggunaan waktu dari petugas pemberi pertolongan pertama dan staf departemen rumah sakit,
  5. Kerugian akibat rusaknya mesin, perkakas, atau peralatan lainnya atau oleh karena tercemarnya bahan-bahan baku,
  6. Kerugian insidental akibat terganggunya produksi, kegagalan memenuhi pesanan pada waktunya, kehilangan bonus, pembayaran denda ataupun akibat-akibat lain yang serupa,
  7. Kerugian akibat pelaksanaan sistem kesejahteraan dan maslahat bagi karyawan,
  8. Kerugian akibat keharusan untuk meneruskan pembayaran upah penuh bagi karyawan yang dulu terluka setelah mereka kembali bekerja, walaupun mereka (mungkin belum penuh sepenuhnya) hanya menghasilkan separuh dari kemampuan normal
  9. Kerugian akibat hilangnya kesempatan memperoleh laba dari produktivitas karyawan yang luka dan akibat dari mesin yang menganggur.
  10. Kerugian yang timbul akibat ketegangan ataupun menurunnya moral kerja karena kecelakaan tersebut,
  11. Kerugian biaya umum (overhead) per-karyawan yang luka.

LOGO & ICON

LOGO & ICON

Informasi Safety

Tetaplah bekerja dengan aman, seseorang yang Anda cintai telah menunggu Anda di rumah.

Informasi Health

Istirahat ketika Anda lelah. Menyegarkan dan memperbaharui diri, tubuh, pikiran, dan semangat Anda. Lalu kembali bekerja.

Informasi Enviro

Hanya ketika pohon terakhir telah mati dan sungai terakhir telah teracuni dan ikan terakhir telah tertangkap akan kita menyadari bahwa kita tidak bisa makan uang.

Arsip Bulanan