SELAMAT DATANG DI BLOG SHE PT. JHONLIN AGRO MANDIRI !!! SAYA PILIH SELAMAT !!!
Home » » DEBU SEBAGAI BAHAN PENCEMAR

DEBU SEBAGAI BAHAN PENCEMAR


A.   PENGERTIAN
Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang di udara (Suspended Particulate Matter / SPM) dengan ukuran 1 mikron sampai dengan 500 mikron. Dalam kasus pencemaran udara baik dalam maupun di ruang gedung (Indoor and Out Door Pollution) debu sering dijadikan salah satu indikator pencemaran yang digunakan untuk menunjukan tingkat bahaya
baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam keadaan melayang layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan. Selain dapat membahayakan terhadap kesehatan juga dapat mengganggu daya tembus pandanng mata dan dapat mengadakan berbagai reaksi kimia sehingga komposisi debu di udara menjadi partikel yang sangat rumit karena merupakan campuran dari berbagai bahan dengan ukuran dan bentuk yang relatif berbeda-beda.
B.   MACAM-MACAM DEBU
Dari sifatnya debu dikategorikan pada :
  1. Sifat pengendapan, yaitu debu yang cenderung selalu mengendap karena gaya grafitasi bumi.
  2. Sifat permukaan basah, sifatnya selalu basah dilapisi oleh lapisan air yang sangat tipis.
  3. Sifat penggumpalan, karena sifat selalu basah maka debu satu dengan yang lainnya cenderung menempel membentuk gumpalan. Tingkat kelembaban di atas titik saturasi dan adanya turbelensi di udara mempermudah debu membentuk gumpalan.
  4. Debu listrik statik, debu mempunyai sifat listrik statis yang dapat menarik partikel lain yang berlawanan dengan demikian partikel dalam larutan debu mempercepat terjadinya penggumpalan.
  5. Sifat opsis, partikel yang basah/lembab lainnya dapat memancarkan sinar yang dapat terlihat dalam kamar gelap. Dari macamnya debu juga dapat dikelompokan kedalam Debu Organik (debu kapas, debu daun daunan, tembakau dan sebagainya)., Debu Mineral (merupakan senyawa komplek : SiO2, SiO3, arang batu dll) dan Debu Metal (Debu yang mengandung unsur logam: Pb, Hg, Cd, Arsen, dll). Dari segi karakter zatnya debu terdiri atas Debu Fisik (Debu tanah, batu, mineral, fiber) Kimia (Mineral organik dan inorganik) Biologis ( Virus, bakteri, kista) dan debu radio aktif. Di tempat kerja jenis-jenis debu ini dapat ditemui di kegiatan pertanian, pengusaha keramik, batu kapur, pedagang pinggir jalanan dan lain lain.

C.   AMBANG BATAS DEBU
Ukuran debu sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit pada saluran pernafasan.Dari hasil penelitian ukuran tersebut dapat mencapai target organ sebagai berikut:
  1. 5-10 mikron = akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian atas
  2. 3-5 Mikron akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian tengah
  3. 1-3 mikron sampai dipermukaan alveoli
  4. 0,5-0,1 mikron hinggap dipermukaan alveoli/selaput lendir sehingga menyebabkan vibrosis paru
  5. 0,1-0,5 mikron melayang dipermukaan alveoli.
Menurut WHO 1996 ukuran debu partikel yang membahayakn adalah berukuran 0,1 – 5 atau 10 mikron. Depkes mengisaratkan bahwa ukuran debu yang membahayakan berkisar 0,1 sampai 10 mikron.
D.   DAMPAK PENCEMARAN UDARA OLEH DEBU
Partikel debu selain memiliki dampak terhadap kesehatan juga dapat menyebabkan gangguan sebagai berikut:
  1. Gangguan aestetik dan fisik seperti terganggunya pemandangan dan pelunturan warna bangunan dan pengotoran
  2. Merusak kehidupan tumbuhan yang terjadi akibat adanya penutupan pori-pori tumbuhan sehingga mengganggu jalannya photo sintesis
  3. Merubah iklim global regional maupun internasional
  4. Menganggu perhubungan/ penerbangan yang akhirnya menganggu kegiatan sosial ekonomi di masyarakat
  5. Menganggu kesehatan manusia seperti timbulnya iritasi pada mata, alergi, gangguan pernafasan dan kanker pada paru-paru. Efek debu terhadap kesehatan sangat tergantung pada: solubity (mudah larut), komposisi kimia, konsentrasi debu, dan ukuran partikel debu
E.   JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA
  1. Pneumokoniosis disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut (Silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) Gejala penyakit ini berupa sakit paru paru, namun berbeda dengan penyakit TBC paru.
  2. Silikosis adalah penyakit yang paling penting dari golongan penyakit Pneumokonioses.
Penyebabnya adalah silika bebas (SiO2) yang terdapat dalam debu yang dihirup waktu bernafas dan ditimbun dalam paru-paru dengan masa inkubasi 2-4 tahun. Pekerja yang sering terkena penyakit ini umumnya yang bekerja di perusahaan yang menghasilkan batu-batu untuk bangunan seperti granit, keramik, tambang timah putih, tambang besi, tambang batu bara, dan lain lain. Gejala penyakit ini dapat dibedakan pada tingkat ringan, sedang dan berat. Pada tingkat Ringan ditandai dengan batuk kering, pengembangan paru-paru. Pada lansia didapat hyper resonansi karena emphysema. Pada tingkat sedang terjadi sesak nafas tidak jarang bronchial, ronchi terdapat basis paru paru. Pada tingkat berat terjadi sesak napas mengakibatkan cacat total, hypertofi jantung kanan, kegagalan jantung kanan.
  1. Anthrakosilikosis ialah pneumokomiosis yang disebabkan oleh silika bebas bersama debu arang batu. Penyakit ini mungkin ditemukan pada tambang batu bara atau karyawan industri yang menggunakan bahan batu-bara jenis lain. Gejala penyakit ini berupa sesak nafas, bronchitis chronis batuk dengan dahak hitam (Melanophtys).
  2. Asbestosis adalah jenis pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu asbes dengan masa latennya 10-20 tahun. Asbes adalah campuran berbagai silikat yang ter[enting adalah campuran magnesium silikat pekrja yang umumnya terkena penyakit ini adalah pengelola asbes, penenunan, pemintalan asbes dan reparasi tekstil yang terbuat dari asbes. Gejala yang timbul berupa sesak nafas, batuk berdahak/riak terdengan rhonchi di basis paru, cyanosis terlihat bibir biru. Gambar radiologi menunjukan adanya titik titik halus yang disebut “Iground glass appearance”, batas jantung dengan diafragma tidak jelas seperti ada duri duri landak sekitar jantung (Percupine hearth), jika sudah lama terlihat penumpukan kapur pada jaringan ikat.
  3. Berryliosis, Penyebabnya adalah debu yang mengandung Berrylium, terdapat pada pekerja pembuat aliasi berrylium tembaga, pada pembuatan tabung radio, pembuatan tabung Fluorescen pengguna sebagai tenaga atom.
  4. Byssinosis disebabkan oleh debu kapas atau sejenisnya dikenal dengan : Monday Morning Syndroma”atau”Monday Fightnesí” Sebag gejala timbul setelah hari kerja sesudah libur, terasa demam, lemah badan, sesak nafas, baruk-batuk, “Vital Capacity” jelas menurun setelah 5-10 tahun bekerja dengan debu.
  5. Stannosis Penyebab debu bijih timah putih (SnO)
  6. Siderosis disebabkan oleh debu yang mengandung (Fe202)
F.    PENGENDALAIAN/PENCEGAHAN
1.    Terhadap sumbernya pengontrolan debu di ruang kerja terhadap sumbernya antara lain :
-      Isolasi sumber agar tidak mngeluarkan debu di ruang kerja dengan “ Local Exhauster” atau Dengan melengkapi Water Sprayer pada cerobong asap
-      Subtitusi alat yang mengeluarkan debu dengan yang tidak mengeluarkan debu.
2.    Pencegahan terhadap transmisi
-      Memakai metoda basah yaitu, penyiraman lantai, pengeboran basah, (Wet Drilling)
-      Dengan alat (Scrubber, Electropresipitator, Ventilasi Umum).
3.    Pencegahan terhap tenaga kerjanya antara lain menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan menggunakan masker.

Salam Safety…!

LOGO & ICON

LOGO & ICON

Informasi Safety

Tetaplah bekerja dengan aman, seseorang yang Anda cintai telah menunggu Anda di rumah.

Informasi Health

Istirahat ketika Anda lelah. Menyegarkan dan memperbaharui diri, tubuh, pikiran, dan semangat Anda. Lalu kembali bekerja.

Informasi Enviro

Hanya ketika pohon terakhir telah mati dan sungai terakhir telah teracuni dan ikan terakhir telah tertangkap akan kita menyadari bahwa kita tidak bisa makan uang.

Arsip Bulanan