A.
PENGERTIAN
Debu merupakan salah satu bahan yang sering
disebut sebagai partikel yang melayang di udara (Suspended Particulate Matter /
SPM) dengan ukuran 1 mikron sampai dengan 500 mikron. Dalam kasus pencemaran
udara baik dalam maupun di ruang gedung (Indoor and Out Door Pollution) debu
sering dijadikan salah satu indikator pencemaran yang digunakan untuk
menunjukan tingkat bahaya
baik terhadap lingkungan maupun terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja. Partikel debu akan berada di udara dalam waktu
yang relatif lama dalam keadaan melayang layang di udara kemudian masuk ke
dalam tubuh manusia melalui pernafasan. Selain dapat membahayakan terhadap
kesehatan juga dapat mengganggu daya tembus pandanng mata dan dapat mengadakan
berbagai reaksi kimia sehingga komposisi debu di udara menjadi partikel yang
sangat rumit karena merupakan campuran dari berbagai bahan dengan ukuran dan
bentuk yang relatif berbeda-beda.
B. MACAM-MACAM DEBU
Dari sifatnya debu dikategorikan pada :
- Sifat
pengendapan, yaitu debu yang cenderung selalu mengendap karena gaya
grafitasi bumi.
- Sifat
permukaan basah, sifatnya selalu basah dilapisi oleh lapisan air yang
sangat tipis.
- Sifat
penggumpalan, karena sifat selalu basah maka debu satu dengan yang lainnya
cenderung menempel membentuk gumpalan. Tingkat kelembaban di atas titik
saturasi dan adanya turbelensi di udara mempermudah debu membentuk
gumpalan.
- Debu
listrik statik, debu mempunyai sifat listrik statis yang dapat menarik
partikel lain yang berlawanan dengan demikian partikel dalam larutan debu
mempercepat terjadinya penggumpalan.
- Sifat
opsis, partikel yang basah/lembab lainnya dapat memancarkan sinar yang
dapat terlihat dalam kamar gelap. Dari macamnya debu juga dapat
dikelompokan kedalam Debu Organik (debu kapas, debu daun daunan, tembakau
dan sebagainya)., Debu Mineral (merupakan senyawa komplek : SiO2, SiO3,
arang batu dll) dan Debu Metal (Debu yang mengandung unsur logam: Pb, Hg,
Cd, Arsen, dll). Dari segi karakter zatnya debu terdiri atas Debu Fisik
(Debu tanah, batu, mineral, fiber) Kimia (Mineral organik dan inorganik)
Biologis ( Virus, bakteri, kista) dan debu radio aktif. Di tempat kerja
jenis-jenis debu ini dapat ditemui di kegiatan pertanian, pengusaha
keramik, batu kapur, pedagang pinggir jalanan dan lain lain.
C. AMBANG BATAS DEBU
Ukuran debu sangat berpengaruh terhadap
terjadinya penyakit pada saluran pernafasan.Dari hasil penelitian ukuran
tersebut dapat mencapai target organ sebagai berikut:
- 5-10
mikron = akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian atas
- 3-5
Mikron akan tertahan oleh saluran pernafasan bagian tengah
- 1-3
mikron sampai dipermukaan alveoli
- 0,5-0,1
mikron hinggap dipermukaan alveoli/selaput lendir sehingga menyebabkan
vibrosis paru
- 0,1-0,5
mikron melayang dipermukaan alveoli.
Menurut WHO 1996 ukuran debu partikel yang
membahayakn adalah berukuran 0,1 – 5 atau 10 mikron. Depkes mengisaratkan bahwa
ukuran debu yang membahayakan berkisar 0,1 sampai 10 mikron.
D. DAMPAK PENCEMARAN UDARA OLEH DEBU
Partikel debu selain memiliki dampak
terhadap kesehatan juga dapat menyebabkan gangguan sebagai berikut:
- Gangguan
aestetik dan fisik seperti terganggunya pemandangan dan pelunturan warna
bangunan dan pengotoran
- Merusak
kehidupan tumbuhan yang terjadi akibat adanya penutupan pori-pori tumbuhan
sehingga mengganggu jalannya photo sintesis
- Merubah
iklim global regional maupun internasional
- Menganggu
perhubungan/ penerbangan yang akhirnya menganggu kegiatan sosial ekonomi
di masyarakat
- Menganggu
kesehatan manusia seperti timbulnya iritasi pada mata, alergi, gangguan pernafasan
dan kanker pada paru-paru. Efek debu terhadap kesehatan sangat tergantung
pada: solubity (mudah larut), komposisi kimia, konsentrasi debu, dan
ukuran partikel debu
E. JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA
- Pneumokoniosis
disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut (Silikosis,
antrakosilikosis, asbestosis) Gejala penyakit ini berupa sakit paru paru,
namun berbeda dengan penyakit TBC paru.
- Silikosis
adalah penyakit yang paling penting dari golongan penyakit Pneumokonioses.
Penyebabnya adalah
silika bebas (SiO2) yang terdapat dalam debu yang dihirup waktu bernafas dan
ditimbun dalam paru-paru dengan masa inkubasi 2-4 tahun. Pekerja yang sering
terkena penyakit ini umumnya yang bekerja di perusahaan yang menghasilkan
batu-batu untuk bangunan seperti granit, keramik, tambang timah putih, tambang
besi, tambang batu bara, dan lain lain. Gejala penyakit ini dapat dibedakan
pada tingkat ringan, sedang dan berat. Pada tingkat Ringan ditandai dengan
batuk kering, pengembangan paru-paru. Pada lansia didapat hyper resonansi
karena emphysema. Pada tingkat sedang terjadi sesak nafas tidak jarang
bronchial, ronchi terdapat basis paru paru. Pada tingkat berat terjadi sesak
napas mengakibatkan cacat total, hypertofi jantung kanan, kegagalan jantung
kanan.
- Anthrakosilikosis
ialah pneumokomiosis yang disebabkan oleh silika bebas bersama debu arang
batu. Penyakit ini mungkin ditemukan pada tambang batu bara atau karyawan
industri yang menggunakan bahan batu-bara jenis lain. Gejala penyakit ini
berupa sesak nafas, bronchitis chronis batuk dengan dahak hitam
(Melanophtys).
- Asbestosis
adalah jenis pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu asbes dengan masa
latennya 10-20 tahun. Asbes adalah campuran berbagai silikat yang
ter[enting adalah campuran magnesium silikat pekrja yang umumnya terkena
penyakit ini adalah pengelola asbes, penenunan, pemintalan asbes dan
reparasi tekstil yang terbuat dari asbes. Gejala yang timbul berupa sesak
nafas, batuk berdahak/riak terdengan rhonchi di basis paru, cyanosis
terlihat bibir biru. Gambar radiologi menunjukan adanya titik titik halus
yang disebut “Iground glass appearance”, batas jantung dengan diafragma
tidak jelas seperti ada duri duri landak sekitar jantung (Percupine
hearth), jika sudah lama terlihat penumpukan kapur pada jaringan ikat.
- Berryliosis,
Penyebabnya adalah debu yang mengandung Berrylium, terdapat pada pekerja
pembuat aliasi berrylium tembaga, pada pembuatan tabung radio, pembuatan
tabung Fluorescen pengguna sebagai tenaga atom.
- Byssinosis
disebabkan oleh debu kapas atau sejenisnya dikenal dengan : Monday Morning
Syndroma”atau”Monday FightnesÔ Sebag gejala timbul setelah hari kerja
sesudah libur, terasa demam, lemah badan, sesak nafas, baruk-batuk, “Vital
Capacity” jelas menurun setelah 5-10 tahun bekerja dengan debu.
- Stannosis
Penyebab debu bijih timah putih (SnO)
- Siderosis
disebabkan oleh debu yang mengandung (Fe202)
F. PENGENDALAIAN/PENCEGAHAN
1.
Terhadap
sumbernya pengontrolan debu di ruang kerja terhadap sumbernya antara lain :
-
Isolasi
sumber agar tidak mngeluarkan debu di ruang kerja dengan “ Local Exhauster”
atau Dengan melengkapi Water Sprayer pada cerobong asap
-
Subtitusi
alat yang mengeluarkan debu dengan yang tidak mengeluarkan debu.
2.
Pencegahan
terhadap transmisi
-
Memakai
metoda basah yaitu, penyiraman lantai, pengeboran basah, (Wet Drilling)
-
Dengan
alat (Scrubber, Electropresipitator, Ventilasi Umum).
3.
Pencegahan
terhap tenaga kerjanya antara lain menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan
menggunakan masker.
Salam Safety…!